Wednesday

TUHAN MAHA PENYAYANG

setelah shalat layla merenung. betapa beruntungnya dia. Tuhan benar-benar maha pemurah. seminggu lagi ia akan menikah dengan kekasih pujaannya. semua persiapan sudah beres dan kini ia tinggal menunggu hari bahagianya. seperti biasa layla memulai harinya dengan menonton siaran berita bersama dengan ibundanya. sekali lagi mereka melihat sesosok wajah yang belakangan ini sangat terkenal. mounti, seorang pengusaha muda anak purnawirawan jendral yang sangat terkenal.
dalam siaran berita pagi ini ia dituduh melakukan korupsi dengan jumlah tak tanggung-tanggung, 17 miliar rupiah. layla dan ibunya berdecak kagum. mereka tak bisa membayangkan sebanyak apa uang 17 milyar itu.
"memang anak itu rusak dari dulunya," ibu layla mengomentari berita itu," terlalu banyak di fasilitasi oleh bapaknya".
"namanya juga orang kaya,bu".
"kemarin ia dituduh memperkosa, sekarang korupsi."
"besok apalagi, ya?"
mereka kemudian memperbincangkan tayangan beberapa minggu sebelumnya. saat itu mounty dituduh memperkosa seorang artis pendatang baru. berita yang di putar berulang-ulang di puluhan acara gosip itu perlahan-lahan dianggap sebagai kenyataan. dalam ke[ala mereka yang lugu; tidak mungkin televisi berbohong. yang mereka tahu, sejak jaman masih dikelola oleh departemen penerangan, televisi (dulu cuma TVRI) selalu menyampaikan kebenaran dari pemerintah. isinya juga banyak berguna; info tani, bapak presiden bercakap dengan rakyat, hiburan lagu-lagu dan wayang kulit, dan pidato bapak menteri yang menyampaiken wejangan dari presiden.
Usai siaran berita, ibu dan anak itu kembali melanjutkan pekerjaan rumahnya. mereka akan bekerja sampai sebuah stasiun televisi swasta menayangkan infotainment; saat itu mereka akan berhenti bekerja dan menonton. berpindah-pindah channel, mencari infotainment yang menggelar gosip terbaru. sambil menyapu layla bersyukur kembali. tuham maha pengasih padanya; memberikan kekasih yang baik, tidak seperti mounty.

------------------------------------
beberapa waktu sebelumnya

mounty kartoyoputro, atau biasa dipanggil bos oleh temannya adalah pengusaha yang sukses. selain fasilitas yang nyaris tak terbatas disediakan ayahnya, mounty sukses karena ia tak segan berbuat licik, kejam bahkan brutal agar tujuannya tercapai. dari cara halus seperti menyuap sampai menyewa tukang pukul bayaran dilakukannya tanpa pikir panjang. tapi bukan berarti mounty bodoh dan kasar. ia cerdas dan licin untuk ukuran pengusaha dalam negeri.

sebagai pengusaha muda, kaya, dan tampan (tidak ada yang berani bilang sebaliknya), mounty punya pergaulan luas di dunia gemerlap. para selebritis senior sudah tahu kalau mounty itu sumber uang, drugs, dan kesenangan duniawi. mounty bisa mengajak wanita yang dikencaninya keliling dunia, atau juga membuat pesta paling mewah, gemerlap, dan paling liar. pendeknya mounty sama dengan kesenangan. tak ada yang tak senang didekati mounty. semua berlomba menempel padanya, melayani semua kemauannya, sebab selain sangat pemurah pada teman-temannya, mounty juga terkenal kejam pada musuh-musuhnya.
akhir tahun lalu mounty membuat pesta tutup tahun super mewah di kediamannya, sebuah apartemen di puncak plaza mewah. seluruh lantai teratas adalah apartemennya. tidak sembarang orang bisa datang, hanya teman-teman mounty dan yang diundangnya. artis-artis cantik dan sexy berseliweran, saling memberi salam dengan aktor-aktor tampan dan orang-orang bisnis penting, dalam dan luar negeri. semua menyanjung mounty.
"pesta yang luar biasa" kata mereka. tapi mounty punya pikiran lain.
pesta kali ini diadakannya khusus untuk mengundang seorang wanita yang diincarnya, Anastasia dina, seorang artis belia pendatang baru yang cantik jelita. sayang si cantik itu tampaknya jual mahal. walau datang dengan dandanan glamour nan sexy, ia menolak berdua-duaan dengan mounty. baru pada pukul 12 malam mounty berhasil memojokkannya di ruang minum teh dan memisahkannya dari sang ibu yang mengawalnya.
"halo, tasia" mounty menyambar tangan anastasia dan memegangnya erat. anastasia tersenyum dan membiarkan tangannya dipegang. mounty menelan ludah. artis didepannya baru berusia 17 tahun, tapi badannya sudah penuh lekuk kedewasaan.
"halo, tuan rumah," tasia tersenyum.
diawali halo mereka bercakap cukup lama. tak usah diragukan mounty mahir membuat percakapan dengan wanita, apalagi yang secantik tasia. apalagi yang tengah diincarnya. mereka berbincang hingga menjelang setengah 2 pagi, sampai ibunda tasia mendekati mereka. wanita itu tiba-tiba muncul dari arah dalam, seolah sudah mengintai mereka sejak lama.
"aduh, nak mounty pesta yang indah ya.." mama tasia langsung memeluk mounty," senang sekali diundang. lain kali undang lagi ya"
wanita yang berdandan menor dengan perhiasan seolah menyelimuti tubuh gemuknya itu, tersenyum kearah anaknya. dengan terang-terangan ia menarik anaknya lebih mendekat pada mounty.
"maaf, ya..aduh jadi mengganggu anak muda yang lagi ngobrol" dengan genit mama tasia mundur menjauh. "mama juga pernah muda, mama paham.." ia mengedipkan sebelah matanya.
"nak mounty, kalau begitu mama titip tasia ya? jangan lupa diantar ke rumah ya? mama harus pulang" mengedip lagi, "mama ditunggu papanya tasia.. hhihihi bye bye.."
suasana sejenak hening sampai mama tasia menghilang dibalik dinding ruang sebelah. mounty langsung menggandeng tasia ke ruang musik. ruang ditengah-tengah rumah ini sangat private dan terpencil. lampunya tidak menyala, hanya cahaya dari ruang sebelah yang menyusup masuk menjadi penerangnya. didalam ruang remang-remang itu, ternyata terdapat sebuah meja dengan sebatang lilin menyala. mounty mengajak tasia masuk. ia tersenyum, tasia tersenyum. mereka melangkah bergandengan.
diatas meja terdapat kudapan hangat dan sebotol anggur. candlelight dinner.

--------------------------------------

layla kembali duduk di sofa sudut ruangan. ibunda nya akan segera menyusul. beberapa menit berlalu sebelum mounty kembali muncul di siaran berita sebuah televisi swasta, ia di bawa masuk ke pengadilan kota, karena kasus korupsinya.
"kasihan juga, ya? bapaknya susah-susah membesarkan dia malah belangsak"
"ya, juga sih"
dalam tayangan itu, mounty tersenyum dan pasrah mengikuti petugas penjara, yang dengan sopan menuntunnya. sampai ia hilang dibalik pintu, kamera terus mengikutinya.
"udah ketangkap..kira-kira gimana tanggapannya dia ya? biasa hidup mewah kalau dipenjara?"
"ah, mama..kayak nggak tahu aja..jangan-jangan dalam penjara dia dapat kamar standar hotel bintang 3"
layla menekan tombol remote. tayangan berita terhangat langsung berganti dengan informasi kriminal. tampak seorang tersangka maling ayam yang tertembak pahanya diseret masuk ke sel tahanan oleh polisi yang bertampang garang. beberapa kali kamera menangkap bogem mentah mampir ke tubuh tersangka, yang terbata-bata menjawab pertanyaan. walau jelas penangkapan kali ini rekayasa, tapi bogem mentahnya jelas benar-benar terasa. kamera terus mengeksploitasi wajah kesakitan sang tersangka.
layla dan ibunya bergeming. wajah mereka seakan menyatakan puas. -itu upahnya maling -
layla kembali menekan tombol. dan infotainment dengan penyiar nan cantik menggairahkan muncul. kali ini gossip dimulai dengan kisah Tasia Dina, gadis yang diperkosa mounty. penyiar yang berbaju serba terbuka dan ketat menyampaikan bela sungkawanya sebelum diputar tayangan mengenai keadaan tasia terkini.
"tasia dina, yang pernah bermain sebagai figuran dalam 'derai cintai remaja, dan kisah kasih anak bangsa' sangat merana akibat perlakuan mounty" begitu inti beritanya. gambarnya full memajang wajah cantik tasia yang tengah menyibakkan rambut. matanya yang bulat besar indah, berkaca-kaca. close up kulit wajahnya yang putih mulus. lenggok tubuhnya yang dibalut busana minim feminim.
tasia dina seolah korban yang tabah. semua yang menonton diajak bersimpati, termasuk layla dan ibunda nya. sekali lagi layla bersyukur, tuhan memberinya jalan hidup yang tenang. ia menatap wajah cantik yang berderai air mata di layar televisi. kali ini remote di tangannya tak menyala.

---------------------------------

dalam sebuah sesi jumpa pers, tasia berurai air mata. ia duduk di meja panjang, didepannya puluhan wartawan berkumpul. mereka mengabadikan setiap tetes air mata tasia, setiap desah sedih yang dikeluarkannya. puluhan pertanyaan mengambang di udara, tapi toh pusat perhatian tetap wajah tasia yang bermake up sempurna.
seorang wartawati senior infotainment mencoba membuka pertanyaan,
"tasia, bisa cerita tentang kronologis kejadian?"
"sudahlah, itu cuma akan menyedihkan hatinya..dia jadi ingat lagi", ibu tasia memotong pertanyaan.
"tapi bu, itu perlu untuk klarifikasi", sergah rekan sesama wartawan.
"cek dan ricek"
"benar bu, benar"
"tasia jawab dong..."
setelah menggerakan tangannya, tasia mengambil microphone. suasana mendadak senyap. para reporter sibuk dengan buku catatan atau perekamnya, sementara kameraperson mengintip viewfinder mereka. dimulai dengan desahan nafas sensual; tasia memulai penjelasannya.
"sa..saat itu..mounty memaksa menahan saya untuk tinggal. ia menyuguhi saya minuman dan memaksa saya tinggal, sampai pesta usai"
"mama sudah berusaha mencari, tapi ia tidak ada, .. jadi mama pikir dia sudah pulang" mama tasia memotong kata-kata anaknya yang mulai terisak-isak..
"menurut pengacara mounty, anda sengaja meninggalkan tasia.."
"mana ada ibu yang meninggalkan anaknya di sarang buaya..". mama tasia memotong dengan emosi, ia membelai tasia seperti anak kecil.
"kenapa tasia mau diajak ke tempat sepi?" wartawan lain ganti bertanya.
"namanya tamu.." kembali mama tasia yang menjawab. mendadak puluhan wartawan seperti bersuara bersamaan.
"biar tasia yang jawab.."
"jangan terus ngomong dong.."
"kita mau denger tasia, nih"
"tasia..tasia nya.."
tasia kembali meraih microphone. ruangan kembali senyap.
"mounty bilang dia punya record label clay aitken yang asli; saya fans aitken. di kamar tidur katanya, saat saya masuk, ia tiba-tiba me..me.."
tasia terisak-isak. para fotografer dan kameraperson tiba-tiba sibuk. momen tasia menangis sambil menyandarkan diri pada ibunya terlalu bagus untuk dilewatkan. tasia tampak begitu cantik, begitu polos, begitu muda. suara shutter dan blitz terus menggema sampai tasia setengah digendong keluar. konferensi pers selesai begitu saja. gedung kembali hening ditinggal puluhan wartawan dengan cerita dramatis terngiang di kepala mereka.

-------------------------------------------------

mounty duduk di kursinya seperti raja. ia melambai memanggil pengacara dan orang kepercayaannya. ia sedang menonton tv yang menayangkan tangisan tasia. berulang-ulang.
"ri, gimana kasus aku itu?"
"siap bos, sedang dibangun. salah satu saksi masih dibujuk."
di tv, close up tasia menampilkan wajahnya yang penuh air mata.
"sialan gue di jebak sama tu cewek" mounty menendang kursinya. "padahal waktu itu dia nikmatin banget.."
ajudannya berdiam diri, sementara pengacaranya pura-pura membereskan berkas.
"lo tau," mounty berjalan hilir mudik sambil menunjuk-nunjuk ajudannya,"dia itu udah nggak perawan..berani sumpah..sialan tuh cewek".
"bos mengenai kasusnya.."
"kenapa?" mendadak mounty serius.
"bank yang menuduh ternyata belum membereskan pembukuan. sementara saksi masih negosiasi".
"maksudnya?"
"banuaji, managernya belum mengurus transfer kepada anda. walaupun berita telah disebar bahwa anda korupsi, kalau saat ini maju ke pengadilan; bisa-bisa malah bank nya yang dituduh salah."
"katakan itu pada banuaji; kalau sampai minggu depan belum disesuaikan pembukuannya, kita tetap maju sidang dan kalau dia kalah; dia akan balik SAYA TUNTUT PENCEMARAN NAMA BAIK!!"
"tenang bos, gak perlu emosi." pengacaranya, mun'im bin tansil menyentuh tangan mounty yang tampak histeris.
"oke..oke.. sekarang kamu; bagaimana kasus pelecehan seksual itu?"
"berat, bos, mereka punya medical record yang kuat; karena setelah dari sini mereka langsung ke rumah sakit, ada juga beberapa saksi mata yang bilang ia melihat anda mengajak tasia masuk kamar"
"mereka sudah mempersiapkannya, sialan"
"benar..sulit sekali lolos dari jerat itu. apalagi kasus ini sudah jadi sorotan publik"
"sialan sialan sialan ..."
mounty mondar-mandir dengan cemas. mun'im menyeruput kopinya.
"langkah pertama adalah menjauhkan kasus ini sorotan..." ajudan sang mounty buka wacana.
"itu dia !" mounty melompat kedepannya. "makanya aku minta kamu membuat kasus korupsi itu!! KERJAKAN DENGAN BENAR!!"
"SIALAN..SIALAN...SIALAN...SIALAN"
mounty kembali hilir mudik.
ajudan mounty merengut dan mulai membacakan naskah ditangannya.
"sudah disiapkan, pak... di bank muara akan tercatat bapak menarik uang dengan jaminan perusahaan fiktif, besarnya 8 juta. di bank pandiri 9 juta. surat perjanjian akan segera di ekspose ke media setelah kita bisa kerja sama dengan direktur dan para saksi palsunya.."
"jadi aku akan dituduh mengambil uang?"
"benar, pak"
"BODOH KAU! KENAPA TIDAK BENAR-BENAR KAU KORUPSI SAJA!"
ajudannya terperangah. masuk akal juga, pikirnya. kalau sudah kepalang dituduh, mendingan di korupsi sekalian.
"ba..baik..pak. segera saya urus setelah..."
"SEKARANG"
mounty terus mondar-mandir. ia mulai menggerendeng. mun'im berpandangan dengan sang ajudan.
"kenapa lama sekali...sial...kalau sampai putusan kasus itu keburu keluar..gawat...aku tak mau masuk bui karna perkosaan...sial..sialan...harus cepat diselesaikan...sial "
sang ajudan memandang mun'im si pengacara dengan pandangan bertanya.
mun'im tersenyum sebelum menjawab lirih tanpa mengalihkan pandangan dari mounty yang masih mondar-mandir.
"bagi orang penjara, perkosaan dianggap kejahatan pengecut buat orang-orang lemah yang tak bisa cari wanita. kau tahu apa yang dilakukan orang penjara pada pemerkosa tampan yang baru masuk? sodomi dan perbudakan... walau punya uang segudang, mounty akan ditekan terus... dia tak akan tahan. tapi kalau kau masuk sebagai pengedar narkoba, pembunuh atau koruptor..kau akan lebih dihargai."
sang ajudan bengong mendengar penjelasan dari mun'im. mounty menghempaskan tubuhnya di sofa empuk. wajahnya kusut.
"waaahh...pusing nih..." ia memandang tajam ke ajudannya,"pokoknya besok harus selesai. ancam aja tu direktur. habisi kalau membangkang. bilang saja ayah akan menagih kembali uangnya kalau dia menolak"
"siap, pak"
"sial..stress jadi horny nih.."
terdengar ketukan di pintu. sesaat kemudian daun pintu terkuak dan seorang gadis masuk. tiga pasang mata memandanginya. wanita jelita itu mudah dikenali sebagai seorang artis sinetron top ibukota. wajahnya juga terpampang di berbagai majalah wanita. Cut Marina.
ia mengenakan rok panjang terusan warna hijau. cocok dengan contac lens hijau tosca yang dikenakan. atasannya kemeja longgar tipis ber merk, yang tiga kancing atasnya terbuka. memperlihatkan Bra model saputangan yang dikenakan. cantik dan sexy.
mounty melompat bangun dari sofa.
"pucuk dicinta, ulam tiba"
ia menyongsong Marina. melingkarkan lengan di pinggangnya dan tak malu-malu mencium bibir ranumnya. Marina menyambut tak kalah sigap.
"kangen, mar.."
"iya nih,..moun, aku minta barang dong. kehabisan nih"
"tenang aja. lo layanin gue dulu." mounty mencium marina sekali lagi. sebelah tangannya meremas pantat, lalu menyingkap rok marina.
"tapi minta 3 ji, moun.." marina tampak pasrah diraba-raba dengan bernafsu oleh mounty.
sang ajudan dan mun'im saling berpandangan. mounty membopong marina yang tampak mulai buas merespon perlakuan mounty. dengan sebelah tangan mounty memberi tanda agar ajudan dan pengacaranya keluar, sebelum ia menindih tubuh marina di sofa ruang tengah itu.
sang ajudan dan mun'im berjalan keluar. saat menutup pintu terlihat punggung marina yang telanjang dibalik sofa, diatas tubuh mounty.
sesaat kemudian ruangan itu senyi senyap. yang terdengar hanya dengusan nafas dan sesekali erangan manja marina.

----------------------------------------

suprapto seperti disambar petir saat dipanggil menghadap direktur utama. sebelumnya ia hanya pernah berhubungan dengan kepala bagiannya; dan itupun hanya pada saat-saat tertentu, tapi kini ia langsung dipanggil direktur utama, Banuaji Haryono.
saat mengetuk pintu kantor direksi bank Muara yang mewah, suprapto sempat merasa sungkan dan takut. banuaji tak biasa memanggil pegawai level menengah sepertinya. dipanggil direktur utama cuma ada 2 kemungkinan. pemecatan tidak hormat atau promosi dua tingkat. soal pemecatan; dia tak merasa berbuat salah dan pastinya juga tak membuat prestasi yang layak diganjar promosi; tapi kini ia dipanggil direktur utama. suprapto tak habis pikir.
"selamat siang, mbak" novita, sekretaris cantik direktur utama itu membukakan pintu. sikapnya sempurna. ramah tapi tetap menjaga jarak.
"silahkan masuk, pak aji sudah menunggu".
saat novita melangkah didepannya, suprapto berdecak kagum. pantasnya wanita itu menjadi bintang film, pikirnya. ramping, putih dan cantik. apalagi kaki jenjangnya yang tampak jelas dibalut rok span pendek.
jarak antara pintu luar dan ruangan direktur menjadi terlalu dekat bagi suprapto.

---------------------------------------------

Ratna, istri latief Banarji cemas. suaminya pulang membawa setumpuk kertas-kertas tugas. latief juga langsung mengurung diri di kamarnya dengan komputer yang terkoneksi langsung dengan database kantornya. dengan tegas ia meminta istrinya tidak mengganggunya. Ratna merasa terganggu melihat tampak suaminya cemas dan tertekan. Tak pernah sejak latief banarji menjadi direktur utama bank muara ia membawa pekerjaan pulang. Apalagi berlembar-lembar seperti saat ini
"pa, makan dulu.."
"sebentar ma.."
"sudah jam 11 malam, nanti maag papa kumat."
"ya.. sebentar lagi.."
ratna menyiapkan meja makan sendiri. hal yang sudah jarang ia lakukan, biasanya 2 orang pembantunya yang membereskan meja. beberapa menit kemudian latief keluar dan duduk di meja makan. setelah berdoa, mereka makan tanpa suara. ratna memperhatikan suaminya. latief duduk mendekur, sambil mengunyah makanan. keningnya berkerut. perhatiannya jelas tidak pada makanannya.
"pa, ada masalah apa?"
"ah ..kenapa?" latief banarji tampak kaget ditegur istrinya. ia berusaha tersenyum, tapi hanya menyebabkan wajahnya tampak letih.
"papa kelihatannya punya masalah berat."
"biasa ma, masalah bank.."
"mau cerita?"
"tak usahlah, mama tak usah ikut bingung." latief berdiri dari kursi makan. mencium istrinya selintasan, lalu kembali menyeret kaki masuk kamar. ratna memandang suaminya prihatin. ia berdiri dan mulai membereskan meja. setelah selesai ia akan membuatkan kopi suaminya dan menemaninya bekerja.
kalau perlu semalaman.

------------------------------

layla mencoba menghubungi kekasihnya. sejak satu jam lalu telepon genggam sang kekasih tak bisa dihubungi. layla menggerutu kesal, tak biasanya yayangnya tak dapat ditelepon. layla bermaksud mencari tahu pendapat sang kekasih tentang rencana barunya untuk pesta pernikahan mereka. ia bermaksud menambahkan beberapa panganan khusus dan mengurangi pengiring yang menurutnya terlalu berlebihan. sebenarnya layla sudah tahu, calon suaminya hanya akan menjawab ; 'terserah kau saja'. tapi kalau belum bercakap langsung rasanya belum memuaskan.
sekali lagi dicobanya menelpon suprapto, sang kekasih. saat terdengar nada sambung, layla tersenyum. harapannya kembali berkembang, tapi saat suara sexy 'veronica' memintanya meninggalkan pesan, layla menutup teleponnya.
layla kesal, tapi ia benar-benar tak mengerti kenapa suprapto tak bisa dihubungi.

------------------------------------------------

sementara itu suprapto yang dicari-cari layla, ternyata masih berada di kantor. ia baru saja membongkar file-file pinjaman lama. benar-benar tak masuk akal menurutnya. bank pandiri adalah bank yang relatif sehat. assetnya cukup menjadi jaminan. dengan rekor keamanan seperti sekarang tinggal tunggu waktu, bank ini melejit menjadi bank nasional terbesar. suprapto benar-benar tidak mengerti, kenapa direkturnya meminta dia merekayasa pembukuan agar seolah-olah bank ini menderita kerugian akibat pencurian.
suprapto sadar benar tindakannya bertentangan dengan hukum. ia merusak catatan bank dan merubahnya sesuai permintaan. ia sadar benar, kalau ketahuan ia akan menanggung sendiri seluruh resikonya. bos besarnya dengan mudah akan mengingkari perintahnya.

merubah data itu sebenarnya sederhana. tinggal membuka file, yang mudah dilakukan karena suprapto punya password nya. mengubah nilai dan transaksi fiktif juga tak sulit. itu cuma sebagian dari kerjaannya sehari-hari. masalahnya; kali ini ia bekerja secara diam-diam, dan bukan untuk kepentingan perusahaannya. suprapto baru selesai menyalin dan merubah data jam 1 pagi. kepalanya pepat. ia melanggar semua prinsip yang dipegangnya kuat-kuat selama ini. suprapto nyaris menangis. selama ini ia terus meroket di jajaran manajer karena terkenal dengan kejujuran dan "kelurusannya".

ia teringat pertemuan dengan pimpinannya; Banuaji Haryono.
tanpa meminta suprapto duduk Banuaji langsung mulai berbicara. ia meminta suprapto mengerjakan sebuah tugas rahasia yang sangat penting. tanpa alasan, tanpa keterangan lain, suprapto diminta mengubah pembukuan bank pandiri. jangankan bertanya atau memprotes, sebelum suprapto mengeluarkan pernyataan selain; siap, dan iya, pertemuan telah diakhiri. Ia selesai dengan Banuaji Haryono.
"jadi kamu sudah tau tugasmu, to?"
"siap pak"
"kamu kerjakan yang cepat dan bersih, pekerjaanmu taruhannya." dengan ringan banuaji berdiri dari kursinya yang megah dan mendekati suprapto. ia merundukkan muka ke hadapan suprapto.
saat itu yang ada di pikiran suprapto adalah pernikahannya yang tinggal dalam hitungan hari. ia membayangkan wajah layla jika ia dipecat hanya beberapa saat sebelum mereka menikah.
"M-E-N-G-E-R-T-I K-A-M-U?"
"iya pak", bayangan wajah layla yang kecewa membuat suprapto menjawab dengan cepat.
"tapi aku orang yang fair, to." banuaji kembali mengempaskan diri di kursinya. "kalau kau kerjakan dengan baik, kau akan dapat hadiah dariku."
"iya pak", wajah layla dalam bayangan suprapto, semakin suram.
"kau akan naik pangkat, dan dapat ruangan sendiri."
"iya pak"
"kalau mau, novita boleh jadi sekertarismu."
"i..iya." suprapto masih ingat dengan jelas. saat itu ia menoleh ke meja kerja novita, yang dibatasi ruang kaca. kaki novita yang jenjang jelas terlihat di kolong meja.
mendadak bayangan wajah layla lenyap dari ingatannya.

"ah..hufff" suprapto menghela nafas, menghapus ingatan akan kaki jenjang novita dari benaknya. setelah menyelesaikan tugasnya, suprapto mematikan komputernya. ia menggeliat dan berdiri. ia merasa otaknya penuh dengan berbagai pikiran. belum lagi batinnya seperti dibebani sebilah besi berat yang tajam luar biasa. ia baru saja melakukan korupsi atas permintaan atasannya. ia sudah mencuri! padahal mencuri itu dosa. ia sudah melakukan kecurangan! belum lagi nanti ia akan membuat sumpah palsu! ah, semua itu dosa, dosa, ia sudah jadi pendosa.
sudut lain dari kalbunya berteriak; kamu hanya melakukan perintah, yang berdosa banuaji bukan kamu! kamu melakukan ini untuk calon istrimu, kamu tidak egois! kamu bukan penipu, kamu hanya melakukan tugasmu!
...lagi pula semua sudah selesai... sudah kau lakukan........
akhirnya perang batin itu mereda. rasanya semakin ringan dan nyaris terlupakan. walau batinnya masih saja bak di iris-iris, rasanya sudah lebih ringan daripada sebelum melakukannya. suprapto menyerah pada pembelaan kalbunya.

saat keluar kantor, malam sudah larut. ia teringat ponselnya yang dimatikan. ia teringat layla, tapi hanya sekilas. sudah terlalu malam untuk pulang, tapi masih belum terlalu larut untuk tidur. lampu-lampu tempat hiburan malam seolah mengundangnya datang. suprapto kemudian melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukannya. ia melangkah ke dalam pendaran lampu. Sebuah yang paling mewah bertuliskan ‘Panti Pijat Sedap Bersih’, di pintu masuknya tampak berbagai warna lampu menyala menaungi etalase dalam yang isinya beberapa wanita bergincu dan berdandan seksi. Mereka bercengkrama didalam etalase penuh cahaya. Kemudian bayangan Suprapto pun lenyap dalam cahaya itu.

---------------------------------------------------------

pengadilan kasus perkosaan mounty dihadiri sejumlah kecil media massa. media gossip juga hanya sedikit mengulasnya; maklum saja ada gosip baru yang lebih meriah. seorang artis terkenal, Marina Marissa kepergok keluar dari hotel hampir tengah malam, dengan seorang anggota dpr. yang lebih heboh lagi, keesokan harinya, istri sang wakil rakyat datang ke studio tempat Marina shooting, dan melabraknya. adegan yang tertangkap kamera itu dilengkapi dengan menghilangnya sang anggota DPR dan istrinya yang pergi keluar negeri untuk misi kebudayaan.
Marina sendiri saat diwawancarai menyatakan ini hanya kesalahpahaman, ia hanya kebetulan bertemu dengan anggota dpr itu. saat itu senator terhormat itu menawarinya makan. marina menerimanya dan mereka makan malam bersama. sekedar lobi, katanya.

kontan berita ini menjadi headline berbagai acara gosip. bahkan sidang mounty mulai sepi dihadiri pers. padahal sidang itu berlangsung alot, tapi ketidakhadiran mounty dan penggugatnya membuat sidang berkurang separo intensitasnya .

walau tersingkirkan dari berita utama infotainment, bukan berarti mounty lolos dari headline. ia menjadi liputan utama berita di berbagai media karena kasus pembobolan uang milyaran rupiah. belum lagi sidangnya akan dilakukan berdekatan dengan persidangan gunawan, sang pembobol bank legendaris. Hakim yang menuntutnya memutuskan ia dihukum karena korupsi. Bukti-buktinya terlalu jelas, pembukuan di dua bank yang tertipu jelas menyudutkannya, plus saksi yang memberatkan cukup banyak. Sebut saja Latief Banarji, dirut bank muara, dan Banuaji Haryono pemilik bank pandiri. Hakim memutuskan Mounty dihukum 8 tahun, untuk putusan itu pengacara mounty menyatakan mereka pikir-pikir dulu.

Secara simultan diadakan juga sidang perkosaan mounty terhadap tasya. Kali ini pengacara tasya melunak dan mengubah tuduhan dari perkosaan menjadi penyerangan ringan. Mounty juga dihukum 1 tahun penjara dalam kasus ini, tapi pengacara Mounty langsung naik banding. Keputusan akan diambil dalam mahkamah yang lebih tinggi. Kemungkinan baru 1 atau 2 tahun lagi disidangkan. Ah.. dalam jangka waktu itu tak disidangkan pun hanya segelintir orang yang akan ingat. Bangsa Indonesia sangat pemaaf dan permisif. Kalau artis atau orang terkenal berselingkuh atau punya anak tak jelas ayahnya, awalnya saha heboh, tapi kemudian adem ayem. Begitu juga pejabat. Walau dulu sempat membantai ratusan orang, menindas jutaan lain, mengkorupsi ratusan milyar hak rakyat, toh seiring berjalannya waktu kesalahan mereka dilupakan dan dikenang bak pahlawan. waktu ersi orang indonesia memang sangat pemaaf.

Usai sidang tasia diwawancarai cukup banyak wartawan; tapi perhatian utama tetap marina yang maju sidang pada hari itu juga. Berbaju sutera ketat warna putih bermotif bunga, marina tampak mempesona. Tasia menjadi primadona nomer dua. Tuntutan pada marina dikabulkan , dan marina dikenai larangan mendekati sang anggota DPR dalam radius 2 kilometer. Putusan itu atas dasar tuntutan sang nyonya anggota DPR. Marina menjelaskan pada wartawan;”hukuman itu tak masalah buat saya, karena memang kenyataannya saya tak punya hubungan khusus dengan dia”. Wajah Marina berseri-seri. Kamera memperlakukannya seperti puteri raja.

Sebulan kemudian Pengacara mounty mengajukan usul agar tasia tidak melanjutkan tuntutannya, tentunya dengan imbalan uang berkarung-karung. Ibunda tasia setuju saja, toh karir anaknya sudah terangkat dan tidak ada kerugiannya, malah bisa jadi bumerang kalau mounty tersinggung lagi. Tasia sendiri mendapat beberapa kontrak film dan sinetron remaja. Ia jadi bintang yang cukup berhasil, apalagi dengan keberaniannya mengambil peran-peran sedih dan kontroversial membuatnya terkenal sebagai pemeran remaja melankolis. Beberapa kali untuk menaikkan pamornya Tasia memperkarakan atau membuat masalah hingga diperkarakan oleh produsernya. Mounty sendiri akhirnya setelah menjalani sidang lanjutan di mahkamah tinggi – yang menjadi sangat cepat dengan sokongan dana pelicin dari pengacara mounty - , ia menjalani hukuman hanya 3 tahun penjara. Dengan status terhukum kasus korupsi, dan uang banyak yang dimilikinya ia bisa punya kamar VIP. Tempat tidur mewah, telepon, komputer internet, home theatre, pengawal pribadi dan kebebasan nyaris penuh, kecuali saat ada wartawan. Dari penjara ia malah bisa memimpin armada perusahaannya yang bergerak dibidang usaha ilegal tanpa takut di tangkap. Toh dia sudah di penjara. Setiap sebulan sekali ia menerima kunjungan rahasia dari kekasih-kekasihnya; diantaranya Marina atau Tasia. Biasanya kunjungan berlangsung sekitar 1 sampai 2 jam, Mereka diterima di ruang pribadi khusus Mounty. Tak ada yang tahu apa yang mereka mereka lakukan didalam, tapi semua bisa menduga.
Marina sendiri kembali karirnya menjulang. Diam-diam ia tetap menjalin hubungan dengan sang wakil rakyat yang memberinya sebuah mercedes dan rumah mewah di bogor. Hubungan kali ini tentu tanpa sepengetahuan sang istri, yang sudah puas karena merasa berhasil mengalahkan seorang artis memperebutkan suaminya.

------------
Bank pandiri dan bank muara semakin berjaya. Seorang investor rahasia mendadak menambah jumlah rekening mereka dengan angka gila-gilaan, akibatnya rate CAR mereka terdongkrak. Banuaji memperbesar banknya dan menambah puluhan cabang. Jaringan ATM mereka juga berkembang sangat pesat. Entah berapa suntikan dana yang diperolehnya. Latief Banuaji terkena serangan jantung ringan, sehingga harus istirahat. Ia naik jabatan masuk ke jajaran owner. Entah darimana ia memiliki uang membeli 30 persen saham bank muara yang tengah meroket. Kini ia beristirahat dari pekerjaannya, dan hanya mengandalkan deviden bulanan yang besar. Sehari-hari ia hanya bermain golf dan bercengkrama dengan cucu-cucunya.

--------------
Suprapto tengah merokok di ruang depan. Ia memperhatikan orang tua Layla tengah bercengkrama di ruang tengah. Dengan senyum puas ia mematikan rokoknya yang ketiga, ia merasa sangat berkuasa. Dengan uang hadiah dari Banuaji, ia telah mampu membeli rumah mungil dan perabotannya untuk Layla. Ia merasa menjadi suami sempurna. Apalagi Tadi malam, saat pertandingan malam pertama, ia berhasil memuaskan Layla. Berkat pengalamannya di panti pijat Segar Bersih ia tidak lagi hijau di ranjang. Ia pria penuh pengalaman. – harusnya aku berterima kasih pada Mira..atau Mince..atau Desi.. mereka membuatku mampu memuaskan Layla – sambil menyalakan rokoknya yang keempat, Suprapto mengenang petualangannya, -ah.. layla memang manis, ia lugu dan penuh kepasrahan .. tapi besok aku akan kembali ke Mira, atau Mince itu..hahaha .. mereka sungguh panass..- senyuman puas tersungging kembali di bibir Suprapto saat ia mengepulkan asap rokoknya.
Sementara di kamar mereka, Layla melipat selimutnya. Ia baru saja bangun dari tidurnya. Malam tadi luar biasa, ia dan suaminya memadu kasih malam pertama begitu indah, begitu menggebu-gebu, begitu menyakitkan tapi juga menggairahkan. Disisinya hanya ada selimut suaminya, Suprapto rupanya sudah bangun lebih dahulu. Layla sungguh-sungguh sangat mencintai suaminya, Suprapto tengah naik daun dan karirnya cemerlang. Suprapto jujur dan setia padanya sejak mereka berpacaran 3 tahun lalu. Apalagi suaminya tahu benar bagaimana menyentuhnya. Bagaimana memuaskannya. Layla tersenyum bahagia saat melangkah menuju kamar mandi.
Layla berpikir, betapa Tuhan maha penyayang kepadanya. Kepada semua orang yang mau berusaha…

Keadilan belum mati, hanya ditidurkan dengan paksa oleh pemilik kekuasaan